Monday, October 24, 2016

7 Tradisi Komunikasi



Komunikasi merupakan suatu keilmuan yang dapat dilihat secara luas. Para peneliti akan menemui kesulitan saat pembahasan mengenai komunikasi jika adanya ketidaksepakatan dalam melihat komunikasi itu sendiri. Oleh karena itu perlu adanya ukuran, ketajaman atau lokasi yang tepat pada wilayah komunikasi itu sendiri.

Terdapat banyak, ratusan teori-teori komunikasi yang ada dan semua itu relevan terhadap kehidupan sehari-hari. Namun menurut Craig dalam Griffin (2000) akan sangat membingungkan jika kita memaksa mencari sebuah pandangan grand theory yang membawa semua studi komunikasi kepada satu fokus.

Oleh karena itu Craig berpendapat bahwa teori komunikasi merupakan wilayah yang koheren ketika ingin memahami komunikasi sebagai disiplin secara praktik. Robert Craig mengembangkan satu model yang memfasilitasi kemampuan kita untuk merefleksi pada bidang komunikasi untuk mengkomunikasikan tentang proses komunikasi manusia

Craig kemudian membagi komunikasi ke dalam tujuh wilayah yaitu tujuh tradisi yang dapat digunakan sebagai pendekatan yang dapat digunakan para peneliti untuk mempelajari masalah dan praktik komunikasi. Tujuh tradisi tersebut merupakan akar dari wilayah teori-teori komunikasi sehingga mengelompokan teori-teori komunikasi yang ada.

Tradisi Sosio-psikologis.
Tradisi ini memiliki tujuan yang mengkaji manusia sebagai makhluk sosial. Teori-teori tradisi ini berfokus pada perilaku sosial individu, variabel  psikologis, efek individu, kepribadian dan sifat, persepsi serta kognisi. Tradisi ini diasosiasikan dengan ilmu komunikasi. Pemikiran pada tradisi sosiologis melihat proses bagaimana manusia sebagai individu memroses pesan.

Tradisi Sibernetika.
Tradisi sibernetika merupakan tradisi sistem-sistem kompleks yang didalamnya banyak orang saling berinteraksi, memengaruhi satu sama lain. Dalam sibernetika, komunikasi dipahami sebagai sistem bagian-bagian atau variable-variabel yang saling memengaruhi satu sama lainnya, membentuk, serta mengontrol karakter keseluruhan sistem, dan layaknya organisme, menerima keseimbangan dan perubahan.

Tradisi Retorika
Tradisi ini memberikan penekanan pada bagaimana menciptakan pesan  untuk audiens. Retorika berkaitan dengan praktik pidato yang menggunakan simbol dalam melakukan persuasi.

Tradisi Semiotika
Tradisi semiotik merupakan sekumpulan teori tentang bagaimana tanda-tanda merepresentasikan benda, ide, keadaan, situasi, perasaan dan kondisi di luar tanda-tanda itu sendiri. Terdapat tiga kajian semiotik yaitu semantik, sintaktik dan pragmatik. Semantik yaitu tentang bagaimana tanda-tanda berhubungan dengan yang ditunjuknya atau apa yang ditunjukan oleh tanda-tanda. Sintaktik adalah kajian hubungan di antara tanda-tanda. Dan kajian pragmatik memperlihatkan bagaimana tanda-tanda membuat perbedaan dalam kehidupan manusia atau penggunaan praktis serta berbagai akibat dari pengaruh tanda pada kehidupan sosial.

Tradisi Sosiokultural
Tradisi sosiokultural memiliki pendekatan cara pemahaman manusia terhadap makna, norma, peran, dan peraturan yang dijalankan secara interaktif dalam komunikasi. Fokus tradisi ini adalah pada bentuk-bentuk interaksi antar manusia yaitu proses dan tempat makna, peran, peraturan, serta nilai budaya yang dijalankan.
Sudut pandang tradisi sosiokultural dipengaruhi oleh paham interaksi simbolis, konstruksionisme, sosiolinguistik, filosofi bahasa, etnografi dan etnometodologi.

Tradisi Kritis
Tradisi kritis memiliki pemahaman bagaimana menghadapi perbedaan-perbedaan sosial. Pada tradisi ini, realitas sosial mendasari para kritikus untuk mengangkat permasalahan yang ada sehingga memberikan membuat pesan yang memberikan penekanan dalam masyarakat.

Tradisi Fenomenologi
Tradisi ini berpendapat bahwa orang-orang secara aktif menginterpretasi pengalaman-pengalamannya dan mencoba memahami dunia berdasarkan pengalaman pribadinya.

Referensi:
Griffin, Em. 2000. A First Look at Communication Theory. Chicago: McGraw Hill.
Littlejohn, Stephen W. Foss, Karen A. 2009. Theories of Human Communication. Jakarta: Salemba Humanika.
 





 

No comments:

Post a Comment